Selasa, 28 Agustus 2007

SEMALAM DENGAN NIETZCHE

Puisi NURANI SOYOMUKTI



Kita memasang egoforia

Dan mengarahkan anak panah

Pada kegelapan yang lain

Di sana-sini Dewa punya

pemujanya sendiri-sendiri

Jadi, marilah kita mengendap-endap

dalam kegelapan ini menuju ruang

Dewa itu!, ajakmu.

Kita mengintip

lewat lubang hati

Tak ada dunia lain di sini

Hanya remang

mewariskan bayang-bayang

Dan kita juga mengikuti

bayangan diri

Tangan dan badan kita menari-nari

mengikuti bayangan remang,

meniru pola-pola yang sulit dibaca.

Ah, Dewa tidak becus

mengajari menari, bisikmu,

Ia hanya pintar

menemani kita minum anggur!

Kita memasang egoforia

Dan mengarahkan anak

panah pada kegelapan yang lain lagi

siapa tahu panah itu menancap ke dada Tuhan

Kau ingin mendengar suara

yang serius tentang kematiannya

Lalu kau akan berteriak:

“Dewa itu telah mati,

aku membunuhnya dengan

cara yang mengasyikkan!”

Kita memasang egoforia

Dan ketika kita memasuki keremangan,

Banyak bayangan yang masih berkeliaran

tanpa kita tahu apa dan siapa mereka.

Lalu kau bergumam,

“Tarian apa ini,

seperti pernah kutemui dalam mimpi-mimpi”.

Dan kau,

beberapa hari kemudian,

ditemukan mati

Dalam kamarmu sendiri

yang banyak

menyimpan buku-buku.

*Jember, 2006

Tidak ada komentar: