Jumat, 31 Agustus 2007

MELUKIS KEMATIANKU

Puisi Nurani Soyomukti


Ada saluran tak terduga dalam tubuhku

Yang kutemukan saat kugali masa masa sulit bagi harapan

Bagai memandang menara Eiffel terbalut kabut pagi Paris

Saat aku ingin ke sana lewat Aorta

Maka hanya kutemukan diriku menyusuri saluran pencernaan

O, diareku belum sembuh juga.

Aku ingin ke manca,

Aku ingin ke manca,

Entah kapan waktunya

Untuk sekali-kali memanjakan mataku

menghindari kenyataan negeri yang terlalu banyak

mengimpor TKI,

menghindari polis polis di pelabuhan hati

Kepergiannya naik perahu

menyelundup dalam degub jantungku.

Ah, itupun nonsense

Dengan kejadian pada masa-masa sulit

yang jalin menjalin di setiap lekuk mimpi burukku

Ah, ini cuma puisi

Dengan membayangkan kata kata

berubah jadi arsen yang menyebar

berkali-kali ke paruku

Maka jadilah kematian

yang memberi kepastian

tentang apa yang sebenarnya ada dalam otakku:

Lorong yang sebelumnya tak terdeteksi alat medik

Yang membawa masa kanak kanakku mengembara

Singgah pada usus buntu

yang mirip keindahan dari 1000 tahun sejarah kota

Aku ingin ke manca, O,

Aku ingin ke manca

Melukis kematianku di sana.

Hanya.



21 Maret 2005

Tidak ada komentar: