Jumat, 31 Agustus 2007

GEGURITANKU, GUSTI!

Puisi Nurani Soyomukti


aku telah Kau lahirkan di bumi

dengan mengorbankan nafas terengah-engah

seperti mempertahankan satu

rupa kehidupan.

aku Kau karuniai darah yang terus bekerja,

ngalir dan bermuara di kolam pikiran.

matahari terus membara di atas bumi yang berkeringat.

hari-hari, malam-malam, detik-detik jam mengukiri badan.

Dan wujudku serasa kau putar-putar seperti mainan.

seperti hujan yang datang tiba-tiba di musim kering

seperti demam menaikkan kecepatan

seperti penyakit maha segala,

aku menjadi korban dosa-dosa langkahku yang terdiri dari roh dan kakinya yang primitif.

aku kau lahirkan di jaman yang sangat primitif,

yang bermula tanpa baju, celana, dan kebudayaan

karena Kau adalah seluruh kehidupan,

telah Kau bawa aku ke butik kotamu

kau jahitkan pula kain robek cintaku

yang masih berguna bagi musim selanjutnya

dan ternyata pola dinamis itu adalah kurnia-Mu.

aku merasa kita menyatu

aku adalah milik-Mu, Ya Gustiku!

kau sutradara, aku pelaku ini opera

terkadang aku juga menyaksikan mereka telanjang menari

hingga aku lupa menepati janji

di bawah pohon bumi.

tempat kurangkai kata-kata ini…

maafkan aku, Gusti!


(Januari 2006)

Tidak ada komentar: