Bertolak dari sebuah kepengapan,
lau dengan 1000 rupiah aku korbankan
berjuta-juta kesangsian.
Aku ngluyur ke gang-gang
di mana para pelacur hanya bisa memandang.
(Aku tak akan menawar harga puisi, bahkan!).
Aku berjalan mencari saudaraku
—ia bernama kebebasan.
Kabarnya ia telah membangkitkan segala hiruk-pikuk
membakar pabrik-pabrik baja
di mana nafsu dan ideologi juga dicipta di
Kabarnya ia telah memenangkan sebuah pertandingan sepak bola
(di mana para suporternya juga ikut terbakar di stadion yang cukup tua,
termasuk hilangnya semua misteri
Kabarnya ia telah menakhlukkan mafia
Lagi-lagi para pelacur itu menawariku kebebasan.
Tapi, kebebasan tidak mungkin didapat dari susu tuanya
yang tidak menggairahkan.
Toh tak pula ia diperjualbelikan.
Dan aku terus mondar-mandir mencari kebebasan
ke semua gang-gang sejarah.
Dengan uang 1000 rupiah
aku akan terus menerus menelusuri kebebasan
di sepanjang gang-gang sejarah,
hingga 1000 rupiah tidak lagi berharga,
bahkan untuk sehelai koran tempat para pelacur itu rebah.
(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar