Jumat, 31 Agustus 2007

AWALNYA PENCAPAIAN BEGITU SEDIKIT

Puisi Nurani Soyomukti


Awalnya pencapaian begitu sedikit akhir-akhir ini

Anak-anak tidak lagi suka berita politik

Kabut menjadi jingga. Langit bergulung musim ini

Membentuk wajah-wajah kartun.

Wanita-wanita pantai selalu menebah pasir yang menimpa rumah kecilnya.

Tuhan, dielusnya gambarmu yang terpaut di balik senja sore itu…

Tanpa kabar dan berita, saat gelombang itu datang sesungguhnya rindumu terpasang

Karena telah terlukis tubuhmu setengah badan

Pada selembar kertas yang diterbangkan angin yang meniupkan lara

Enam puluh hari yang lalu ketika aku datang

pohon-pohon kelapa dengan rumput lebat di atas tanahnya;

Rumahmu yang baru kau cat dengan warna kuning tua;

Ibumu yang baru saja terjaga malam itu seolah roh ayahmu mengajak bercumbu;

Semuanya sempat menerimaku sebagai orang yang baru datang di pulau seberang:

“Kuharap kau bisa meringankan sedikit beban

sebab ini adalah kota yang dikutuk menjadi jelaga

lihatlah orang-orang berwarna hitam karena perang dan kelaparan, meski kami tak tahu siapa musuhnya.”

Dua bulan kemudian

Kudapati suratku tidak mungkin sampai pada alamat yang dituju

Mungkin ia dibawa gelombang

Dibawa ke kontinental-kontinental yang lain

Oh, kata-kata terakhirku:

“Sayang, aku akan segera datang.

Tunggulah aku dengan penuh rasa rindu!”

Lalu gelombang itu telah memusnahkan dirimu bersama kerinduanmu

Menghantam apa yang telah kugapai sedikit-demi sedikit tentang perdamaian di kota itu.

Kini aku datang lagi dengan beban yang cukup berat

Meskipun suratku tak pernah salah alamat!


[Jakarta, Februari 2005]

Tidak ada komentar: