/1/
di halaman hatiku jatuh keping bintang.
kau memungut dan membuangnya
ke luar taman birahiku.
dan kau keluarkan sapu tangan dari sakumu
membereskan sisa-sisa embun malam yang melekat
di jendela sanubariku.
ini kukira sisa-sisa sepi.
sebelum kau datang dengan cara yang ajaib
tanpa kabar sebelumnya
tanpa surat ataupun suara-suara puisi
yang merambat lewat kabel tilpun.
Aku bercermin di mukamu
lalu mendapati malam yang rumit
dan dengan lancang kita berciuman.
/2/
aku adalah Dewamu?
dan tutup mulutmu,
kekasihku,
sesudah kukecup.
pemujaanmu yang berlebihan kukucilkan di dadaku
meski bisikanmu menambah kedewaanku.
pintamu menyopot keabadianku.
dan tutup mulutmu, kasihku.
Dengan mulutku yang membisikkan larangan-larangan bagi
pemujaan
tubuh yang berlebihan.
Aku menjadi Dewa kecupanmu, dan kau sebaiknya menikmati
dengan
tidak diam.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar