Selasa, 28 Agustus 2007

BALADA TASIK MADU


Puisi NURANI SOYOMUKTI
 
Andai aku sungai kan kuhanyutkan
kenangan manis yang ada.
Sebab ku hanya ingin sore yang lebih manis
Dengan sepoinya membelai rambut kekasihku
Rambut pohon kelapa.
Ada yang melata
Di atas pasir itu seakan aku
digelitik nasib yang tak
kusadari
Teluk menganga menanti senja.

Bagai lukaku yang memulaskan
tidur kumbakarna di sisimu
Di sini hanya tinggal sedikit
lelaki yang dapat
menebar jala

Yang dengan begitu yakin
dapat menjerat istrinya
dengan selimut setelah tiba di rumah
Tapi mengapa tiada ikan yang didapat
Cuma ada kutang tersangkut
Entah dari mana.
Mungkin dari lain Benua
Lautpun selalu memberi
seribu kemungkinan
Bahkan juga banyak peri
yang kehilangan busana di
tengah samudra…
Oh, seorang pemuda telah
dinyatakan hilang setelah
menyatakan dirinya benci
pada tanah kota.
Mungkin sekarang
sudah ada di istana laut selatan
Belajar berpuisi di kediaman para peri
Setelah cintanya kandas di Karang Pegat
Dua bulan ia dicari… hilang dibawa ombak.
Hanya gulungan kertas di dalam botol minuman,
bertuliskan: “Aku pergi melanjutkan cintaku,
Ibu,
di kota lain di
balik ombak!”
lalu kabarnya airmata ibupun tumpah
bersama ombak mewarnai samudra…
kini wangi air lautnya menguap menuju kota.
 
Pantai Prigi, 22 Maret 2005.

Tidak ada komentar: