Jumat, 31 Agustus 2007

SATU KETOLOLAN LAGI

Puisi Nurani Soyomukti


satu ketololan lagi jaman memahati mimpi

pepohonan di pinggir-pinggir jalan

didatangkannya bala bantuan dari raungan anak-anak malam yang berkendara

digratiskannya lagi karcis pertandingan sepakbola

sebab hidup ini seharusnya gratis, katanya, yang sejam kemudian juga dikabarkan di siaran-siaran infotainmen, sinetron, dan pertandingan tunda

seperti gambar saja rambut anak-anak itu

dan angin mengecatnya

dan satu pleton lagi, bintang demonstrasi di langit dini hari

satu ketololan lagi jaman memahat mimpi

telah lupa ia kulelehkan mulutnya sesudah lama menunggu

sebelum kabut hadir di ingatannya

setelah itu aku sempat terbuai dengan bibir-bibir jalan

yang manis. Aku membawanya lari yang ternyata bayang-bayangku sendiri,

saat badai kencing di paritnya; dan pohon pohon itu berpaling ke arah gunung sana

ia pun lupa telah kucerai nafasnya saat aku tak sanggup menjadi penunggu musim seorang diri

langkahnya tenggelam tiap waktu

lalu kabut membaju, dan kini kukenakan dalam mimpiku.


(Trenggalek, Februari 2005).

Tidak ada komentar: