Puisi Nurani Soyomukti
Mencoba menghubungkan kesepian dengan wajah negeri sendiri yang hilang,
Sekitar 75 mahasiswa duduk menggigil kedinginan di persimpangan jalan,
Di bawah lampu merkuri yang dikerumuni potongan bintang-bintang beterbangan.
Masing-masing mendekap tubuhnya sendiri setelah kabarnya membentangkan selama 12 jam
spanduk bertuliskan: NEGERIKU HILANG!
Aku cuma berjalan memandangi wajah mereka satu persatu yang
juga hampir hilang. Di sini bukan di kutub utara, bisikku.
Tapi cuma dingin tengah malam bagai salju yang menembus jas almamaterku. Dan
payudarakupun kusut, seperti hanya kecemasan yang menyelimutiku.
Dan demi rasa benciku pada musim kering,
Akupun bergegas tinggalkan persimpangan itu.
Esok pagi aku akan kembali karena kejahatan senantiasa membungkam cinta di negeri yang
selalu kering, bisikku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar