Selasa, 28 Agustus 2007

SAJAK IMPOTENSI I

Puisi NURANI SOYOMUKTI


ada yang mengiris
tipis-tipis bibirmu
di depan mataku
tiap malam
dalam mimpiku

tapi saat kuterjaga
di sisimu bibirmu
selalu merekah merah
seakan baru saja bercinta
dengan menggairahkan

pada hal dalam mimpi
tadi sehabis mengiris-iris
bibirmu lelaki itu menyerahkan
pisaunya dan menyuruhku
untuk memotong kemaluannya sendiri
sebelum dia ingin pergi entah kemana
sambil kesakitan memegang
bagian tengah selangkangan dengan tangan kanannya

dan melambaikan tangan kirinya
berjalan tergesa-gesa
di penghujung mimpi
aku meninggalkan potongan kelamin itu
di belakang rumah kita
lalu hujan deras memaksaku memasuki rumah

dan kutemui kau
sedang bermake-up di kamarmu,
ketika aku datang kau katakan
kau telah kehilangan gincumu.

gincumu baru kubuang
di belakang rumah,
kini kehujanan,
dan air selokan pasti berwana merah,

orang-orang pasti mengira
aku baru membunuhmu di bawah hujan, kataku.
dan malam ini aku terhenyak dari mimpi lagi

di dalamnya para tetangga mengejar-ngejar aku
mereka ingin memotong kemaluanku.
Aku lari terbirit-birit dan jatuh ke sebuah selokan.

dan ketika aku bangun kau sudah tidak berada di sisiku.


*Trenggalek, Maret ‘06

Tidak ada komentar: