Selasa, 28 Agustus 2007

SAJAK IMPOTENSI II

Puisi NURANI SOYOMUKTI


Tiba-tiba malam itu aku
takut bercinta denganmu
Kau bertanya lirih:
ada apa,sayang,

kau hanya memandangku
seperti itu?
Jawabku:
Aku hanya ingin
berlama-lama
menatap wajahmu.

Sebab aku teringat dulu
kau selalu malu-malu,
menyembunyikannya
dari pandangku.
Lalu akhirnya musim tiba,
kita tidak perlu sama-sama malu
pada saat kita bersatu dalam ruang
kebutuhan yang sebelumnya
ditekan dan disembunyikan.

Ohhh, entah kenapa aku
selalu menikmati menatap wajahmu.
Tak tahu apa yang sebenarnya
aku cari dari keindahannya.

Apakah aku mencari diriku sendiri?
Apakah aku mencari Ibuku yang sudah mati?
Apakah aku mencari rohku yang hilang?
Seakan aku tak tahu, Sayang….

Kau berkata lagi,
lebih lirih tapi manja:
Ohh, wanita adalah kembang,
ia tak hanya butuh dipandang,
tapi untuk disentuh dan dihinggapi kumbang…
dipetik pengembara agar ia memenangkan
suatu hal di negeri seberang.
Setelah terdiam,
lalu kukatakan dengan terpaksa
dan terus terang:
Aku sudah kalah perang.

Mungkin selamanya...
Mungkin menunggu musim berikutnya…

*Trenggalek, Maret ‘06

Tidak ada komentar: